Friday, May 1, 2009

Didik anak soleh dari awal

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." ( At Tahrim: 6 )



"Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shaleh yang mendo'akannya." (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)



Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat
Islam mahupun non-Islam. Kerana keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari ahli keluarganya yang terdekat.



Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peranan kedua orang tua
dalam pendidikan mengatakan: "Ketahuilah, bahawa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap sedia diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang dikenakan kepadanya.



Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan dibesarkan dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dan akhirat. Tetapi jika dibiasakan dengan kerosakan dan dibiarkan sebagai mana binatang temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pula akan ditanggung oleh pengguru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya dengan akhlak yang baik.



Di sini terdapat beberapa cara untuk mendidik anak-anak mudah-mudahan menjadi anak yang soleh^^



•Ajarilah mereka mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan. Jika makan dengan tangan kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke tangan kanannya secara halus.



•Dibiasakan mendahulukan bahagian kanan dalam berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau lainnya memulai dari kanan, dan ketika menukarkan pakaiannya memulai dari kiri.



•Dilarang tidur meniarap dan dibiasakan tidur dengan mengiring ke kanan.



•Diajar tidak memakai pakaian atau seluar yang pendek, agar anak dibentuk dengan kesadaran menutup aurat dan malu membukanya.



•Dicegah menghisap jari dan menggigit kukunya.



•Dibiasakan sederhana dalam makan dan minum, dan dijauhkan dari sikap gelojoh.



•Dilarang bermain dengan hidungnya.



•Dibiasakan membaca Bismillah ketika hendak makan.



•Dibiasakan untuk mengambil makanan yang terdekat dan tidak memulai makan sebelum orang lain.



•Tidak memandang dengan tajam kepada makanan mahupun kepada orang yang makan.



•Dibiasakan tidak makan dengan tergesa-gesa, dan berbunyi. Ajarkanlah mengunyah makanan dengan baik.



•Dibiasakan memakan makanan yang ada dan tidak mengingini yang tidak ada.



•Dibiasakan kebersihan mulut dengan menggunakan siwak atau berus gigi setelah makan, sebelum tidur, dan setelah bangun tidur.



•Didiklah anak untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi, ajari mereka agar menghormati saudara-saudaranya, kerabatnya yang masih kecil, dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati sesuatu makanan atau permainan.



•Dibiasakan mengucapkan dua kalimat syahadah dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.



•Dibiasakan membaca "Alhamdulillah" jika bersin, dan mengatakan "Yarhamkumullah" kepada orang yang bersin jika dapatinya membaca "Alhamdulillah".



•Supaya menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara.



•Dibiasakan berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan, sekalipun hanya sedikit.



•Tidak memanggil ibu dan bapa dengan namanya, tetapi dibiasakan memanggil dengan kata-kata yang hormat Ummi (Ibu), dan Abi (ayah ).



•Ketika berjalan jangan mendahului kedua orang tua atau sesiapa yang lebih tua darinya, dan tidak mengambil tempat terlebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.



•Dibiasakan bejalan kaki di tepi jalan, bukan di tengah jalan.



•Tidak membuang sampah di jalanan, bahkan menjauhkan kotoran darinya.



•Mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dengan mengatakan "Assalamu'Alaikum" serta membalas salam orang yang mengucapkannya.



•Diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahasa yang baik.



•Dibiasakan menuruti perintah orang tua atau siapa saja yang lebih besar darinya, jika disuruh sesuatu yang diperbolehkan.



•Bila membantah diperingatkan supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik daripada tetap membantah dan memberontak.



•Hendaknya kedua orang tua mengucapkan terima kasih kepada anak jika menuruti perintah dan menjauhi larangan. boleh juga memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan
atau diajak bermain.



•Tidak dilarang bermain selama masih selamat, seperti bermain dengan pasir dan permainan yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya kotor tanah. Kerana permainan pada waktu ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.



•Ditanamkan kepada anak agar bermain pada alat permainan yang dibolehkan seperti bola, layang2 dan lain2. Dan ditanamkan kepadanya agar membenci alat permainan yang mempunyai bentuk terlarang seperti manusia dan haiwan.



•Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan saudaranya sendiri.



Apabila anak sudah mencecah umur 6 tahun, pada waktu ini mereka
lebih bersiap untuk belajar secara teratur dan mahu menerima pengarahan yang lebih banyak.


Dapat kita katakan, pada waktu ini anak lebih faham dan lebih bersemangat untuk belajar dan
membentuk keterampilan, oleh itu bolehler diarahkan secara langsung.



Memberi pengenalan Allah dengan cara yang sederhana.
Pada waktu ini dikenalkan kepada anak tentang Allah dengan cara yang sesuai dengan pengertian dan tingkat pemikiran mereka.



Diajarkan kepadanya:
-Bahawa Allah Esa, tiada sekutu bagi-Nya.

-Bahawa Dialah Pencipta seluruh alam termasuk langit, bumi, manusia, haiwan, pohon-pohonan, sungai dan lain-lainnya.

-Mengajak anak sembahyang bersama.

-Cinta kepada Allah, dengan ditunjukkan kepadanya

nikmat-nikmat yang dikuruniakan Allah untuknya.



Misalnya, anak ditanya:


Siapakah yang memberimu pendengaran, penglihatan
dan akal?
Siapakah yang memberimu kekuatan dan
kemampuan untuk bergerak?
Siapakah yang
memberi rezeki dan makanan untukmu dan
keluargamu?

Demikianlah, ditunjukkan kepadanya dan dianjurkan agar cinta dan syukur kepada Allah atas nikmat yang banyak ini.



Pernahkah kita terfikir, jika suatu hari nanti anak-anak ini akan terlihat jiran kita yang bukan beragama islam sedang asyik bersembahyang dgn colok mereka?



“Abi.., pakcik tu buat apa abi?”



“Pakcik tu sedang sembah tuhan dia..”



Nauzubillah. Dalam tidak sedar kita pula mesyirikkan Allah.. perkataan ini sering kali diguna pakai kebanyakkan kita sekarang. Sebaiknya dijawab begini :



“anakku, Tuhan pakcik tu sama dengan tuhan kita iaitu Allah. Cuma cara dia sembah itu salah.”



Wallahu’alam…

No comments:

Post a Comment